BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Semakin
banyaknya jumlah orang yang terdiagnosa kanker dan 80% sudah stadium lanjut (
Data WHO 2007 : setiap 4 orang ditemukan 1 penderita kanker) , membuat hati kita
berontak dan pikiran tidak pernah berhenti untuk bertanya dan mencari solusi,mengapa
dan bagaimana menghadapi penyakit yang sulit disembuhkan ini, apalagi bila penyakit
kanke rtersebut mendera keluarga , orang yang sangat kita sayangi. Penelitian kanker
di seluruh dunia sampai saat ini terus berlanjut dengan biaya yang sangat besar
dan teknologi tinggi, tetapi tetap saja hasil pengobatannya tidak memuaskan,
dengan segala efek samping yang makin membuat pasien tambah sakit (mual,
muntah, rambut rontok, sel darah putih menurun, dsb ).
Menurut National
Cancer Institute karsinoma hepatoseluler adalah sebuah jenis adenokarsinoma,
dan merupakan tipe yang paling umum dari tumor hati.
Karsinoma
hepatoseluler (HCC) adalah tumor primer yang paling umum pada hepar dan salah
satu kanker paling umum di seluruh dunia. HCC merupakan keganasan hepatoseluler
asal primer. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda
(contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan
lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan
hati. Jadi, mayoritas dari kankerkanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%)
timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular
cancer) atau karsinoma (carcinoma).
Karsinoma
hepatoseluler (hepatocelluler carcinoma=HCC) adalah salah satu keganasan yang
paling umum di seluruh dunia. Insiden global setiap tahunnya ialah sekitar 1
juta kasus, dengan perbandingan laki-laki dan wanita sekitar 4:1. Tingkat
kejadian sama dengan tingkat kematian. Di Amerika Serikat, terdapat 19.160 kasus
baru dan 16.780 kematian yang tercatat pada tahun 2007. Tingkat kematian pada
laki-laki di negara-negara kejadian rendah seperti Amerika Serikat adalah 1,9
per 100.000 per tahun; di daerah-daerah dengan insidensi menengah seperti
Austria dan Afrika Selatan, angka kematian tahunan berkisar 5,1-20,0 per
100.000, dan pada daerah dengan insidensi yang tinggi seperti di Asia (Cina dan
Korea), angka kematian 23,1-150 per 100.000 per tahun.
Di Indonesia (khususnya Jakarta) HCC
ditemukan antara 50 dan 60 tahun, dengan predominasi pada laki-laki. Rasio
antara kasus laki-laki dan perempuan berkisar antara 2-6 : 1.Oleh karena
tingginya jumlah penderita kanker hepar, maka penulis tertarik untuk menyusun makalah
tentang kanker hepar.
B.
Tujuan
Tujuan umum :
Mengetahui
secara umum tentang kanker hepar.
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan presentasi, diharapkan mahasiswa
mampu menjelaskan tentang :
1. Mengetahui
pengertian kanker hepar
2. Mengetahui
penyebab dari kanker hepar
3. Mengetahui
tanda dari kanker hepar
4. Mengetahui
prognosis dari kanker hepar.
5. Mengetahui
perjalanan penyakit kanker hepar
6. Mengetahui
penatalaksanaan pada penyakit kanker hepar.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
A. Anatomi Fisiologi Hepar
1) Anatomi
Hati adalah organ yang terbesar yang
terletak di sebelah kanan atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500
gr atau 2,5 % dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna
merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri
dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan hati
lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan
atas, lobus caudatus, dan lobus quadratus.
Hati disuplai oleh dua pembuluh
darah yaitu :
1. Vena porta hepatica yang berasal
dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida,
vitamin yang larut dalam air, dan mineral.
2. Arteri hepatica, cabang dari arteri
kuliaka yang kaya akan oksigen.
Cabang-cabang
pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan darahnya ke
sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah
sinusoid. Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan
ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke peredaran
darah tubuh.
2) Fisiologi
Fungsi utama hati yaitu :
a. Untuk metabolisme protein, lemak,
dan karbohidrat. Bergantung kepada
kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.
b. Untuk tempat penyimpanan berbagai
zat seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin
yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan berbagai racun yang tidak dapat
dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida
DDT).
c. Untuk detoksifikasi dimana hati
melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi
toksin dan obat.
d. Untuk fagositosis mikroorganisme,
eritrosit, dan leukosit yang sudah tua
atau rusak.
e. Untuk sekresi, dimana hati
memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi
dan absorbsi lemak
(Suzanne
C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
B. Pengertian
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan
inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan
hilangnya sebagian besar fungsi hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang
disebabkan karna hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan
pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami
perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang
tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang
disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus
menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor
(Anonim, 2004).
Kanker hepar atau
kanker hati(hepatocellular carcinoma)
adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia jugadikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma.
Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang
berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-se l penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer
(lebihdari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma.
Klasifikasi kanker
hepar :
1.
Kanker Hati Primer
·
Cholangio Carcinoma – kanker yang berawal dari
saluran empedu
·
Hepatoblastoma – pada umumnya menyerang
anak-anak atau anak yang
mengalami pubertas
·
Angiosarcoma – kanker yang jarang terjadi,
bermula di pembuluh darah
yang ada pada hati.
·
Hepatoma (HCC) – berawal di hepatosit dan dapat
menyebar ke organ yang
lain. Laki- laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita.
2. Kanker Hati Sekunder
·
Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker
hati primer pada organ-organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut,
pankreas, kolon, dan rektum.
(Kapita Selekta,2001)
Stadium pada kanker
hepar :
Stadium
|
Tumor
(T)
|
Nodus
(N)
|
Metastase
(M)
|
Stadium
I
|
T1
|
N0
|
M0
|
Stadium
II
|
T2
|
N0
|
M0
|
Stadium
III
|
T1
T2
T3
T3
|
N1
N1
N0
N1
|
M0
M0
M0
M0
|
Stadium
IV A
|
T4
|
Setiap
N
|
M0
|
Stadium
IV B
|
Setiap
T
|
Setiap
N
|
M1
|
Tumor (T)
T1 Tumor soliter yang memiliki ukuran
terbesar 2cm atau kurang tanpa
invasi vaskuler
T2 Tumor soliter yang memiliki ukuran
terbesar 2cm, atau kurang dengan invasi vaskuler atau
Tumor multiple yang yang terbatas
pada satu lobus dengan ukuran
terbesar tidak lebih dari 2cm tanpa invasi vaskuler atau
Tumor soliter dengan ukuran terbesar
lebih dari 2cm tanpa invasi
vaskuler
T3 Tumor soliter yang memiliki ukuran
terbesar lebih dari 2cm dengan
invasi vaskuler atau
Tumor multiple yang terbatas pada
satu lobus dengan ukuran terbesar
tidak lebih dari 2 cm dengan invasi vaskuler atau
Tumor multiple yang terbatas pada
satu lobus dan tidak ada satu pun yang memiliki ukuran terbesar lebih dari 2cm
dengan atau tanpa invasi vaskuler.
T4 Tumor multiple pada lebih dari
satu lobus atau tumor tumor yang meliputi cabang utama vena porta atau vena
hepatica
Nodus
limfatikus (N)
N0 Tidak terdapat metastasis pada nosus
limfatikus
N1 Metastasis
terjadi pada nodus limfatikus regional
Metastasis
Jauh (M)
M0 Tidak terdapat metastasis yang jauh
M1 Terdapat metastasis yang jauh
(Suzanne C. Smeltser& Brenda G.
Bare. 2002)
C. Etiologi
Penyebabdari
Ca. Heparyaitu :
1.
Vius Hepatis (HBV dan HCV)
Hepatitis
adalah infeksi sistemik oleh virus disertai dengan nekrosis dan inflamasi pada
sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta
seluler yang khas. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis
B akut adalah penyakit yang tidak bisa diobati namun bisa dicegah dengan diet
dan istirahat. Untuk hepatitis kronik harus melakukan pengobatan sepanjang
tahun. Semakin lama virus hepatitis ini akan tinggal dhati,dan semakin lama
akan berkembang biak. Semakin lama hepatitis ini akan menjadi serosis
hepatis,dan menjadi kanker hati.
(Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson.
2006)
2.
Sirosis hepatis
Sirosis
hepatis adalah penyakit hati kronik
yang disebabkan oleh banyak faktor ditandai dengan kerusakan sel Parenchim Hati
(hepatocyte), terjadi perubahan bentuk Hati dari lobuler menjadi noduler. Juga
terjadi penggantian sel hati dengan jaringan serat (fibrous tissue).
Pada kondisi normal, hati merupakan sistem filtrasi darah
yang menerima darah yang berasal dari vena mesenterika, lambung, limfe, dan
pankreas masuk melalui arteri hepatika dan vena porta. Darah masuk ke hati
melalui triad porta yang terdiri dari cabang vena porta, arteri hepatika,
dan saluran empedu. Kemudian masuk ke dalam ruang sinusoid lobul hati. Darah
yang sudah difilter masuk ke dalam vena sentral kemudian masuk ke vena hepatik
yang lebih besar menuju ke vena cava inferior (Sease et al, 2008).
Pada sirosis, adanya jaringan fibrosis dalam sinusoid
mengganggu aliran darah normal menuju lobul hati menyebabkan hipertensi portal
yang dapat berkembang menjadi varises dan asites. Berkurangnya sel hepatosit
normal pada keadaan sirosis menyebabkan berkurangnya fungsi metabolik dan
sintetik hati. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kanker hepar dan
koagulopati (Sylvia A. Price
& Lorraine M. Wilson. 2006)
Penyebab paling umum penyakit sirosis adalah kebiasaan meminum
alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati berfungsi mengurai
alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi
kronis virus hepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati
yang dapat mengakibatkan sirosis. Berdasarkan penelitian, 1 dari 5 penderita
hepatitis C kronis dapat berkembang menjadi sirosis.
3.
Obesitas
Salah
satu fungsi hati adalah untuk metabolism karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
Pada kasus obesitas, terjadi peningkatan kolesterol sehingga meningkatkan
fungsi kerja hati. Jika terus menerus dibiarkan maka hati akan mengalami
kegagalan, dari gagal hati itulah akan menjadi kanker hepar/ kanker hati
Suatu
penelitian kohort prospektif pada lebih dari 900.000 individu di Amerika
Serikat dengan masa pengamatan selama 16 tahun mendapatkan terjadinya
peningkatan angka mortalitas sebesar lima kali akibat kanker hati pada kelompok
individu dengan berat badan tertinggi (Indeks Massa Tubuh (IMT) : 35-40 Kg/m2)
dibandingkan dengan kelompok individu yang IMT-nya normal. Seperti diketahui,
obesitas merupakan faktor resiko utama untuk non-alchoholic fatty
liver disease (NAFLD), khususnya non alchoholic steatohepatis
(NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian dapat
berlanjut menjadi HCC. (Suzanne C. Smeltser& Brenda G.
Bare. 2002)
4.
Diabetes mellitus
Telah lama ditengarai bahwa DM merupakan
faktor resiko baik untuk penyakit hati kronik maupun untuk HCC melalui
terjadinya perlemakan hati dan steatohepatis non alkoholik (NASH). Di samping
itu, DM dihubungkan dengan peningkatan kadar insulin dan insulin like
growth factors (IGFs) yang merupakan faktor promotif
potensial untuk kanker.
5.
Alcohol
Meskipun alcohol tidak memiliki kemampuan
mutagenic, peminum berat alcohol (>50-70 g/hari dan berlangsung lama) berisiko
untuk menderita HCV melalui
sirosis hati alkoholik.
D. Manifestasi klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada
hati mencakup tanda-tanda dan gejala seperti:
1.
Gangguan nutrisi :penurunan berat badan, kehilangan kekuatan,
anoreksia, dan anemia.
2.
Nyeri abdomen
Nyeri
abdomen biasanya terdapat pada kuadran kanan atas.(Suzanne
C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
3. Pembesaran hati yang cepat
4. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba
permukaan hati yang ireguler
5.
Gejala ikterus
Heme
diubah menjadi bilirubin tak terkonjugasi, kemudian bilirubin tak terkonjugasi
yang dibawa ke hepar berkaitan dengan albumin. Ambilan protein karier (Y dan Z) hepatic bilirubin tak terkonjugasi
setelah disosiasi dari albumin, konjugasi bilirubin dengan asam glukuronat
untuk menghasilkan bilirubin glukuronida yang menjadi larut dalam air dapat
diekskresi. Ekskresi bilirubin terkonjugasi kedalam kanalis empedu. Pada
penyakit hepatosellular seperti hepatitis, serosis hepatis dapat mengganggu
ekskresi yang terutama menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Kemudian
pasase bilirubin terkonjugasi ke bawahcabang biliaris, pasien dengan gangguan pada hati akan mengalami
ikterik.
Bilirubin
(pigmen empedu) adalah hasil akhir metabolism dan secara fisiologis tidak
penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit hati dan empedu.
Biliverdin
adalah pigmen kehijauan yang dibentuk melalui oksidasi bilirubin. (Sylvia A.
Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
6.
Acites timbul setelah nodul tersumbat
vena porta atau bila jaringan tumor tertanam
dalam rongga peritoneal. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
7.
Urine berwarna gelap dan tinja berwarna pucat
Kanker
hati primer berkembang dari sel-sel yang membentuk hati. Kanker hati dapat
tumbuh dan menyebar di luar hati. Ini mungkin tumbuh menjadi saluran empedu.
Jika ini terjadi, empedu tidak bisa mengalir dari hati dan menyebabkan pigmen
kuning empedu untuk dibuang melalui ginjal. Hal ini membuat gelap urin dan
tinja pucat. (Suzanne
C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
E. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada
sel – sel parenkim hati yang biasa secara langsung disebabkan oleh primer penyakit
hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan
sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan
bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen
dengan lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau
kematian sel. Keadaan ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang
dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses
perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi
pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
(Sylvia
A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
F.
Prognosis
Prognosis
Kanker hepar memiliki prognosa yang tidak baik, dapat terjadi
perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini berlangsung antara 5-6 bulan atau
beberapa tahun. Rata-rata bertahan hidup pada penyakit
yang tidak dapat direseksi : 4 bulan
G. Penatalaksanaan
a.
Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan
atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki
kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa nyaman,
namun efek utamanya masih bersifat paliatif. Penatalaksanaan non bedah iniseperti
:
1. Terapi Radiasi
Tujuan :
Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan
kelemahan. Diindikasikan pada pasien kanker hati dengan
stadium I dan stadium II
Pelaksanaan
metode radiasi meliputi :
·
Penyuntikan
anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang secara
spesifik akan menyerang antigen yang
berkaitan dengan tumor.
·
Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk
terapi radiasi interstisil.
2. Kemoterapi
Tujuan : Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien
dan memperpanjang kelangsungan hidupnya. Diindikasikan
pada pasien dengan stadium III
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi
ajuan setelah dilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi
infus regional merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat
antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi
kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode
ini menghasilkan pemberian obat dengan cara infus yang kontinyu, dapat di
andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan sendiri dirumah.
(Suzanne
C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
b.
PenatalaksanaanBedah
1. Lobektomihati
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik
primer adalah setempat atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis
dapat di batasi. Dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi
sel-sel hepar, 90% hepar telahg dapat diangkat dengan berhasil. Adanya sirosis
menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.
Diindikasikan pada pasien dengan stadium IV A
2. Transplantasi hati
Transplantasi
hati diindikasikan pada pasien dengan kanker stadium akhir. Karena hatinya
sudah tidak bisa lagi berfungsi.
BAB
III
Konsep
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
A.
Identitas
- Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua
- Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki
– laki dari pada perempuan.
- Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan
aktivitas yang berlebihan
B. Riwayat
kesehatan
- Keluhan utama : Biasanya pasien mengeluh nyeri pada kuadran kanan atas.
- Riwayat penyakit dahulu : Kanker hepar, terjadi pada
pasien yang memiliki riwayat penyakit hepatitis,sirosis hepatis.
- Riwayat penyakit sekarang
C. Data
fokus terkait perubahan pola fungsi
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya pada kerusakan atau
gangguan hati menurut doengoes, 1999 adalah :
·
Aktivitas :
Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaise
·
Sirkulasi :
Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, ikterik pada sclera, kulit dan membran mukosa.
·
Eliminasi:
Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.
·
Makanan dan
cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual dan muntah, terjadi
peningkatan edema, asites.
·
Neurosensori :
Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis
·
Nyeri /
Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas,
mialgia, sakit kepala, gatal – gatal.
·
Keamanan :
Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posteior
·
Seksualitas
: Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat
meningkatkan faktor resiko.
D.
Pemeriksaan fisik
Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker hati
adalah:
- Tanda – tanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi
brakikardial, suhu meningkat,
pernafasan meningkat.
- Mata : Skera
ikterik
- Mulut : Mukosa
kering, bibir pucat.
- Abdomen : Terdapat
nyeri tekan pada kuadran kanan atas, pembesaran hati, asites, permukaan teraba
ireguler.
- Kulit : Gatal –
gatal ( pruritus )
- Ekstremitas :
Mengalami kelemahan, peningkatan edema.
E. Pemeriksaan
penunjang
Hasil
:
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ;
SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.
·
AST /
SGOT meningkat
·
ALT /
SGPT meningkat
·
LDH
meningkat
·
Alkali
Fostatase meningkat
·
Albumin menurun
2. Pemeriksaan
radiologi
·
Pemeriksaan
barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
·
Foto rongent
abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran hati.
·
Arteriografi
pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
·
Laparoskopi :
Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri sehingga
jika ada kelainan akan terlihat jelas.
·
Biobsi hati :
Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
·
Ultrasonografi
: Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pembesaran hati
2. Perubahan nutrisi berhubungan dengan distensi abdomen,
perasaan tidak enak pada perut serta anoreksia
3.
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan kelelahan, latergi dan malaise
4.
Intervensi Keperawatan
Dx
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Setelah dilakukan tindakan keparawatan
selama 3x24 jam, diharapkan nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang /
hilang dengan criteria hasil :
-
Pasien tidak
mengeluh nyeri
-
Skala nyeri
pasien berkurang
-
Pasien tampak
lebih nyaman.
|
1.
Kaji tentang nyeri (penyebab nyeri itu apa, kualitas
nyerinya seperti apa, daerah yang dirasakan nyeri pada bagian mana, skala
nyeri yang dirasakan pasien berapa (0-10), nyeri yang dirasakan klien menetap
atau hilang timbu)
2.
Berikan posisi yang nyaman menurut pasien (posisi semi fowler)
3.
Berikan
tindakan kenyamanan dasar misalnya gosok punggung atau member kompres hangat
4.
Beri tekhnik relaksasi kepada klien
5.
Beri pengetahuan kepada keluarga tentang nyeri yang saat
ini diderita oleh klien
6.
Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian analgesik
|
1.
Mengetahui data dasar tentang nyeri yang dirasa klien,
sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan selanjutnya
2.
Mengurangi yang dirasakan oleh klien
3.
Mengurangi nyeri yang dirasakan klien, membuat pasien
lebih nyaman
4. Mengurangi
nyeri yang dirasakan klien
5. Agar
keluarga mengetahui asal nyeri dan keluarga dapat mengurangi cemas yang
dirasakan klien
6. Mengurangi
nyeri dengan terapi obat
|
2
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nutrisi
pasien dapat kembali terpenuhi dengan criteria hasil :
-
nafsu makan pasien kembali
normal,
-
mual muntah pasien dapat berkurang,
-
satu porsi makan
klien habis.
|
1.
Kaji asupan
diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diare, pengukuran berat
badan setiap hari, pemeriksaan laboratorium dan antropometrik.
2.
Berikan diet
tinggi karbohidrat dengan asupan protein yang konsisten dengan fungsi hati.
3.
Bantu pasien
dalam mengenali jenis – jenis makanan rendah natrium.
4.
Tinggikan
bagian kepala tempat tidur selama pasien makan.
5.
Pelihara
higine oral sebelum makan dan memberikan suasana yang menyenangkan pada waktu
makan.
|
1.
Mengidentifikasi
defist dalam asupan nutrisi dan kecukupan status nutrisi.
2.
Memberikan
kalori untuk energi, mempertahankan protein untuk kesembuhan.
3.
Mengurangi
edema dan pembentukan asites.
4.
Mengurangi
rasa tidak enak akibat distensi abdomen dan mengurangi perasaan penuh karena
tekanan isi perut serta asites pada hepar
5.
Meningkatkan
suasana lingkungan yang positif dan meningkatkan selera makan.
|
3
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas
sesuai dengan kebutuhannya, dengan criteria hasil : Pasien bisa melakukan
akttifitasnya dengan mandiri
|
1.
Kaji tingkat
toleransi aktivitas dan derajat kelelahan, letargi dan malaise.
2. Bantu dalam pelaksanaan aktivitas dan kebersihan diri bila
pasien masih merasa lelah
3. Anjurkan pasien istirahat bila pasien merasa lelah atau
bila terdapat keluhan nyeri atau rasa tidak enak pada perut.
4. Bantu memilih latihan dan aktivitas yang diinginkan.
|
1.
Menyediakan
dasar bagi pengkajian dan kriteria selanjutnya untuk mengkaji efektifitas
tindakan
2.
Meningkatkan
sebagian latihan dan kebersihan diri dalam tingkat toleransi pasien.
3.
Menyimpan
tenaga dan melindungi hati.
4.
Merangsang
minat pasien dalam menyeleksi aktivitas
|
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker hepar atau kanker hati(hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati.
Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda
(contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan(lemak).
Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes)
membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati
primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma.
Fakor yang menyebabkan kanker hepar adalah :Vius Hepatis, Sirosis hepatis, Obesitas,
DM, alcohol. Tanda dari kanker hati adalah :
·
Gangguan nutrisi :penurunan berat badan yang baru saja terjadi,
kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia.
·
Nyeri abdomen
·
Pembesaran hati yang cepat
·
Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang
ireguler
·
Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat
oleh tekanan nodul malignan dalam hilus hati.
·
Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan
tumor tertanam dalam rongga peritoneal.
B.
Saran
Semoga penulisan makalah ini bermanfaat
untuk pembaca. Penulis sadar dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan. Maka
dari itu, penulis mengharapkan saran untuk penulisan yang lebih baik selanjutnya.
DAFTARPUSTAKA
Judith M. Wilkinson & Nancy R.
Ahern. 2012. BukuSaku Diagnosis
Keperawatan :DiagnosaNANDA,Intervensi NIC, KriteriaHasil NOC,Ed.9. Jakarta
: EGC
Suzanne C. Smeltser& Brenda G.
Bare. 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikal-
Bedah : Brunner & Suddarth,Ed.8,Vol.2. Jakarta : EGC
Sylvia A. Price & Lorraine M.
Wilson. 2006. Patofisiologi :KonsepKlinis
Proses- proses Penyakit,Ed.6,Vol.1. Jakarta : EGC
terimakasih buat artikelnya.. informasi yang sangat bermanfaat..
BalasHapushttp://tokoonlineobat.com/obat-penyakit-kanker-hati-alami/