Kamis, 06 Juni 2013

ca. hepar


   BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Semakin banyaknya jumlah orang yang terdiagnosa kanker dan 80% sudah stadium lanjut ( Data WHO 2007 : setiap 4 orang ditemukan 1 penderita kanker) , membuat hati kita berontak dan pikiran tidak pernah berhenti untuk bertanya dan mencari solusi,mengapa dan bagaimana menghadapi penyakit yang sulit disembuhkan ini, apalagi bila penyakit kanke rtersebut mendera keluarga , orang yang sangat kita sayangi. Penelitian kanker di seluruh dunia sampai saat ini terus berlanjut dengan biaya yang sangat besar dan teknologi tinggi, tetapi tetap saja hasil pengobatannya tidak memuaskan, dengan segala efek samping yang makin membuat pasien tambah sakit  (mual, muntah, rambut rontok, sel darah putih menurun, dsb ).
Menurut National Cancer Institute karsinoma hepatoseluler adalah sebuah jenis adenokarsinoma, dan merupakan tipe yang paling umum dari tumor hati.
Karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah tumor primer yang paling umum pada hepar dan salah satu kanker paling umum di seluruh dunia. HCC merupakan keganasan hepatoseluler asal primer.  Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kankerkanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau karsinoma (carcinoma).
Karsinoma hepatoseluler (hepatocelluler carcinoma=HCC) adalah salah satu keganasan yang paling umum di seluruh dunia. Insiden global setiap tahunnya ialah sekitar 1 juta kasus, dengan perbandingan laki-laki dan wanita sekitar 4:1. Tingkat kejadian sama dengan tingkat kematian. Di Amerika Serikat, terdapat 19.160 kasus baru dan 16.780 kematian yang tercatat pada tahun 2007. Tingkat kematian pada laki-laki di negara-negara kejadian rendah seperti Amerika Serikat adalah 1,9 per 100.000 per tahun; di daerah-daerah dengan insidensi menengah seperti Austria dan Afrika Selatan, angka kematian tahunan berkisar 5,1-20,0 per 100.000, dan pada daerah dengan insidensi yang tinggi seperti di Asia (Cina dan Korea), angka kematian 23,1-150 per 100.000 per tahun.
Di Indonesia (khususnya Jakarta) HCC ditemukan antara 50 dan 60 tahun, dengan predominasi pada laki-laki. Rasio antara kasus laki-laki dan perempuan berkisar antara 2-6 : 1.Oleh karena tingginya jumlah penderita kanker hepar, maka penulis tertarik untuk menyusun makalah tentang kanker hepar.

B.     Tujuan
Tujuan umum :
Mengetahui secara umum tentang kanker hepar.

Tujuan khusus :
Setelah dilakukan presentasi, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1.      Mengetahui pengertian kanker hepar
2.      Mengetahui penyebab dari kanker hepar
3.      Mengetahui tanda dari kanker hepar
4.      Mengetahui prognosis dari kanker hepar.
5.      Mengetahui perjalanan penyakit kanker hepar
6.      Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit kanker hepar.








BAB II
KONSEP DASAR TEORI

A.    Anatomi Fisiologi Hepar
1)      Anatomi
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadratus.     
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu :
1.      Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan mineral.
2.      Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.
      Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam hematosit zat racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke peredaran darah tubuh.

2)      Fisiologi
Fungsi utama hati yaitu :
a.       Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung     kepada kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.
b.      Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta        vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan       berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya :          pestisida DDT).
c.       Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat.
d.      Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah          tua atau rusak.
e.       Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam       emulsifikasi dan absorbsi lemak
(Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)

B.     Pengertian
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar.   ( Gips & Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).
Kanker hepar atau kanker hati(hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia jugadikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-se l penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebihdari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma.

Klasifikasi kanker hepar :
1.      Kanker Hati Primer
·         Cholangio Carcinoma – kanker yang berawal dari saluran empedu
·         Hepatoblastoma – pada umumnya menyerang anak-anak atau anak                          yang mengalami pubertas
·         Angiosarcoma – kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh                            darah yang ada pada hati.
·         Hepatoma (HCC) – berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ                   yang lain. Laki- laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini                           dibandingkan wanita.
2. Kanker Hati Sekunder
·         Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
(Kapita Selekta,2001)

Stadium pada kanker hepar :
Stadium
Tumor (T)
Nodus (N)
Metastase (M)
Stadium I
T1
N0
M0
Stadium II
T2
N0
M0
Stadium III
T1
T2
T3
T3
N1
N1
N0
N1
M0
M0
M0
M0
Stadium IV A
T4
Setiap N
M0
Stadium IV B
Setiap T
Setiap N
M1

Tumor  (T)
T1              Tumor soliter yang memiliki ukuran terbesar 2cm atau kurang  tanpa invasi vaskuler
T2              Tumor soliter yang memiliki ukuran terbesar 2cm, atau kurang dengan invasi vaskuler atau
                  Tumor multiple yang yang terbatas pada satu lobus dengan ukuran terbesar tidak     lebih dari 2cm tanpa invasi vaskuler atau
                  Tumor soliter dengan ukuran terbesar lebih dari 2cm tanpa invasi   vaskuler
T3              Tumor soliter yang memiliki ukuran terbesar lebih dari 2cm dengan invasi vaskuler   atau
                  Tumor multiple yang terbatas pada satu lobus dengan ukuran terbesar tidak lebih dari 2 cm dengan invasi vaskuler atau
Tumor multiple yang terbatas pada satu lobus dan tidak ada satu pun yang memiliki ukuran terbesar lebih dari 2cm dengan atau tanpa invasi vaskuler.
T4              Tumor multiple pada lebih dari satu lobus atau tumor tumor yang meliputi cabang utama vena porta atau vena hepatica
Nodus limfatikus (N)
N0             Tidak terdapat metastasis pada nosus limfatikus
N1             Metastasis terjadi pada nodus limfatikus regional
Metastasis Jauh (M)
M0             Tidak terdapat metastasis yang jauh
M1             Terdapat metastasis yang jauh
(Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
C.    Etiologi
Penyebabdari Ca. Heparyaitu :
1.      Vius Hepatis (HBV dan HCV)
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai dengan nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B akut adalah penyakit yang tidak bisa diobati namun bisa dicegah dengan diet dan istirahat. Untuk hepatitis kronik harus melakukan pengobatan sepanjang tahun. Semakin lama virus hepatitis ini akan tinggal dhati,dan semakin lama akan berkembang biak. Semakin lama hepatitis ini akan menjadi serosis hepatis,dan menjadi kanker hati. 
(Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
2.      Sirosis hepatis
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang disebabkan oleh banyak faktor ditandai dengan kerusakan sel Parenchim Hati (hepatocyte), terjadi perubahan bentuk Hati dari lobuler menjadi noduler. Juga terjadi penggantian sel hati dengan jaringan serat (fibrous tissue).
Pada kondisi normal, hati merupakan sistem filtrasi darah yang menerima darah yang berasal dari vena mesenterika, lambung, limfe, dan pankreas masuk melalui arteri hepatika dan vena porta. Darah masuk ke hati melalui triad porta yang  terdiri dari cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu. Kemudian masuk ke dalam ruang sinusoid lobul hati. Darah yang sudah difilter masuk ke dalam vena sentral kemudian masuk ke vena hepatik yang lebih besar menuju ke vena cava inferior (Sease et al, 2008).
Pada sirosis, adanya jaringan fibrosis dalam sinusoid mengganggu aliran darah normal menuju lobul hati menyebabkan hipertensi portal yang dapat berkembang menjadi varises dan asites. Berkurangnya sel hepatosit normal pada keadaan sirosis menyebabkan berkurangnya fungsi metabolik dan sintetik hati. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kanker hepar dan koagulopati  (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
Penyebab paling umum penyakit sirosis adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Berdasarkan penelitian, 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis dapat berkembang menjadi sirosis.

3.      Obesitas
Salah satu fungsi hati adalah untuk metabolism karbohidrat, lemak, protein, vitamin. Pada kasus obesitas, terjadi peningkatan kolesterol sehingga meningkatkan fungsi kerja hati. Jika terus menerus dibiarkan maka hati akan mengalami kegagalan, dari gagal hati itulah akan menjadi kanker hepar/ kanker hati
Suatu penelitian kohort prospektif pada lebih dari 900.000 individu di Amerika Serikat dengan masa pengamatan selama 16 tahun mendapatkan terjadinya peningkatan angka mortalitas sebesar lima kali akibat kanker hati pada kelompok individu dengan berat badan tertinggi (Indeks Massa Tubuh (IMT) : 35-40 Kg/m2) dibandingkan dengan kelompok individu yang IMT-nya normal. Seperti diketahui, obesitas merupakan faktor resiko utama untuk non-alchoholic fatty liver disease (NAFLD), khususnya non alchoholic steatohepatis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian dapat berlanjut menjadi HCC. (Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)

4.      Diabetes mellitus
Telah lama ditengarai bahwa DM merupakan faktor resiko baik untuk penyakit hati kronik maupun untuk HCC melalui terjadinya perlemakan hati dan steatohepatis non alkoholik (NASH). Di samping itu, DM dihubungkan dengan peningkatan kadar insulin dan insulin like growth factors (IGFs) yang merupakan faktor promotif potensial untuk kanker.

5.      Alcohol
Meskipun alcohol tidak memiliki kemampuan mutagenic, peminum berat alcohol (>50-70 g/hari dan berlangsung lama) berisiko untuk menderita HCV melalui sirosis hati alkoholik.

D.    Manifestasi klinis
Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala seperti:
1.      Gangguan nutrisi :penurunan berat badan, kehilangan kekuatan,      anoreksia, dan anemia.
2.      Nyeri abdomen
Nyeri abdomen biasanya terdapat pada kuadran kanan atas.(Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
3.      Pembesaran hati yang cepat
4.      Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler
5.      Gejala ikterus
Heme diubah menjadi bilirubin tak terkonjugasi, kemudian bilirubin tak terkonjugasi yang dibawa ke hepar berkaitan dengan albumin. Ambilan protein karier (Y  dan Z) hepatic bilirubin tak terkonjugasi setelah disosiasi dari albumin, konjugasi bilirubin dengan asam glukuronat untuk menghasilkan bilirubin glukuronida yang menjadi larut dalam air dapat diekskresi. Ekskresi bilirubin terkonjugasi kedalam kanalis empedu. Pada penyakit hepatosellular seperti hepatitis, serosis hepatis dapat mengganggu ekskresi yang terutama menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Kemudian pasase bilirubin terkonjugasi ke bawahcabang biliaris, pasien  dengan gangguan pada hati akan mengalami ikterik.
Bilirubin (pigmen empedu) adalah hasil akhir metabolism dan secara fisiologis tidak penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit hati dan empedu.
Biliverdin adalah pigmen kehijauan yang dibentuk melalui oksidasi bilirubin. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
6.      Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor   tertanam dalam rongga peritoneal. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
7.      Urine berwarna gelap dan tinja berwarna pucat
Kanker hati primer berkembang dari sel-sel yang membentuk hati. Kanker hati dapat tumbuh dan menyebar di luar hati. Ini mungkin tumbuh menjadi saluran empedu. Jika ini terjadi, empedu tidak bisa mengalir dari hati dan menyebabkan pigmen kuning empedu untuk dibuang melalui ginjal. Hal ini membuat gelap urin dan tinja pucat. (Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)

E.     Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini sering disertai dengan infiltrasi  sel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
(Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)

F.        Prognosis
Prognosis
Kanker hepar  memiliki prognosa yang tidak baik, dapat terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini berlangsung antara 5-6 bulan atau beberapa tahun. Rata-rata bertahan hidup pada penyakit yang tidak dapat direseksi : 4 bulan

G.    Penatalaksanaan
a.      Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif. Penatalaksanaan non bedah iniseperti :
1.      Terapi Radiasi
Tujuan : Mengurangi  nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan kelemahan. Diindikasikan pada pasien kanker hati dengan stadium I dan stadium II
Pelaksanaan metode radiasi meliputi :
·         Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif  secara intravena yang secara spesifik akan menyerang             antigen yang berkaitan dengan tumor.
·         Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi interstisil.

2.      Kemoterapi
Tujuan :  Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang  kelangsungan hidupnya. Diindikasikan pada pasien dengan stadium III
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.
Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian obat dengan cara infus yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan sendiri dirumah.
(Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)

b.      PenatalaksanaanBedah
1.      Lobektomihati
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah setempat atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan metastasis dapat di batasi. Dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telahg dapat diangkat dengan berhasil. Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi. Diindikasikan pada pasien dengan stadium IV A
2.      Transplantasi hati
Transplantasi hati diindikasikan pada pasien dengan kanker stadium akhir. Karena hatinya sudah tidak bisa lagi berfungsi.
  

BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
A.   Identitas
  1. Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua
  2. Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki – laki dari pada perempuan.
  3. Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang berlebihan
B.  Riwayat kesehatan
  1. Keluhan utama : Biasanya pasien mengeluh nyeri pada kuadran kanan atas.
  2. Riwayat penyakit dahulu : Kanker hepar, terjadi pada pasien yang memiliki riwayat penyakit hepatitis,sirosis hepatis.
  3. Riwayat penyakit sekarang
C.  Data fokus terkait perubahan pola fungsi
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya pada kerusakan atau gangguan hati menurut doengoes, 1999 adalah :
·         Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaise
·         Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, ikterik pada sclera, kulit dan membran mukosa.
·         Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.
·         Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual dan muntah, terjadi peningkatan edema, asites.
·         Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis
·         Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas, mialgia, sakit kepala, gatal – gatal.
·         Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus servikal posteior
·         Seksualitas  : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita dapat meningkatkan faktor resiko.



D.     Pemeriksaan fisik
Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker hati adalah:
  1. Tanda – tanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi brakikardial, suhu       meningkat, pernafasan meningkat.
  2. Mata                : Skera ikterik
  3. Mulut              : Mukosa kering, bibir pucat.
  4. Abdomen        : Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, pembesaran   hati, asites, permukaan teraba ireguler.
  5. Kulit                : Gatal – gatal ( pruritus )
  6. Ekstremitas     : Mengalami kelemahan, peningkatan edema.

E. Pemeriksaan penunjang
Hasil :
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.
·         AST / SGOT  meningkat 
·         ALT / SGPT   meningkat
·         LDH  meningkat 
·         Alkali Fostatase meningkat
·         Albumin menurun
2. Pemeriksaan radiologi
·         Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
·         Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan ukuran hati.
·         Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
·         Laparoskopi :  Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
·         Biobsi hati :  Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
·         Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.


2.      Diagnosa keperawatan
1.      Nyeri berhubungan dengan pembesaran hati
2.      Perubahan nutrisi berhubungan dengan distensi abdomen, perasaan tidak enak pada perut serta anoreksia
3.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan, latergi dan malaise

4.      Intervensi Keperawatan
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
















































Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 3x24 jam, diharapkan nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang / hilang dengan criteria hasil :
-          Pasien tidak mengeluh nyeri
-          Skala nyeri pasien berkurang
-          Pasien tampak lebih nyaman.
1.      Kaji tentang nyeri (penyebab nyeri itu apa, kualitas nyerinya seperti apa, daerah yang dirasakan nyeri pada bagian mana, skala nyeri yang dirasakan pasien berapa (0-10), nyeri yang dirasakan klien menetap atau hilang timbu)
2.      Berikan posisi yang nyaman menurut pasien (posisi semi fowler)
3.      Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya gosok punggung atau member kompres hangat
4.      Beri tekhnik relaksasi kepada klien
5.      Beri pengetahuan kepada keluarga tentang nyeri yang saat ini diderita oleh klien
6.      Kolaborasi dengan tim  medis untuk pemberian analgesik

1.   Mengetahui data dasar tentang nyeri yang dirasa klien, sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan selanjutnya
2.   Mengurangi yang dirasakan oleh klien
3.   Mengurangi nyeri yang dirasakan klien, membuat pasien lebih nyaman
4.   Mengurangi nyeri yang dirasakan klien
5.   Agar keluarga mengetahui asal nyeri dan keluarga dapat mengurangi cemas yang dirasakan klien
6.   Mengurangi nyeri dengan terapi obat

2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi  pasien dapat kembali terpenuhi dengan criteria hasil :
-          nafsu makan pasien kembali normal,
-          mual muntah pasien dapat berkurang,
-           satu porsi makan klien habis.

1.      Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diare, pengukuran berat badan setiap hari, pemeriksaan laboratorium dan antropometrik.
2.      Berikan diet tinggi karbohidrat dengan asupan protein yang konsisten dengan fungsi hati.
3.      Bantu pasien dalam mengenali jenis – jenis makanan rendah natrium.
4.      Tinggikan bagian kepala tempat tidur selama pasien makan.
5.      Pelihara higine oral sebelum makan dan memberikan suasana yang menyenangkan pada waktu makan.

1.   Mengidentifikasi defist dalam asupan nutrisi dan kecukupan status nutrisi.
2.   Memberikan kalori untuk energi, mempertahankan protein untuk kesembuhan.
3.   Mengurangi edema dan pembentukan asites.
4.   Mengurangi rasa tidak enak akibat distensi abdomen dan mengurangi perasaan penuh karena tekanan isi perut serta asites pada hepar
5.   Meningkatkan suasana lingkungan yang positif dan meningkatkan selera makan.

3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kebutuhannya, dengan criteria hasil : Pasien bisa melakukan akttifitasnya dengan mandiri

1.      Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derajat kelelahan, letargi dan malaise.
2.      Bantu dalam pelaksanaan aktivitas dan kebersihan diri bila pasien masih merasa lelah
3.      Anjurkan pasien istirahat bila pasien merasa lelah atau bila terdapat keluhan nyeri atau rasa tidak enak pada perut.
4.      Bantu memilih latihan dan aktivitas yang diinginkan.

1.   Menyediakan dasar bagi pengkajian dan kriteria selanjutnya untuk mengkaji efektifitas tindakan
2.   Meningkatkan sebagian latihan dan kebersihan diri dalam tingkat toleransi pasien.
3.   Menyimpan tenaga dan melindungi hati.
4.   Merangsang minat pasien dalam menyeleksi aktivitas











BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kanker hepar atau kanker hati(hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan(lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer (lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma.
Fakor yang menyebabkan kanker hepar adalah :Vius Hepatis, Sirosis hepatis, Obesitas, DM, alcohol. Tanda dari kanker hati adalah :
·         Gangguan nutrisi :penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia.
·         Nyeri abdomen
·         Pembesaran hati yang cepat
·         Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler
·         Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan nodul malignan dalam hilus hati.
·         Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal.
B.     Saran
Semoga penulisan makalah ini bermanfaat untuk pembaca. Penulis sadar dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran untuk penulisan yang lebih baik selanjutnya.




DAFTARPUSTAKA

Judith M. Wilkinson & Nancy R. Ahern. 2012. BukuSaku Diagnosis Keperawatan :DiagnosaNANDA,Intervensi NIC, KriteriaHasil NOC,Ed.9. Jakarta : EGC

Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar KeperawatanMedikal- Bedah : Brunner & Suddarth,Ed.8,Vol.2. Jakarta : EGC

Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi :KonsepKlinis Proses- proses Penyakit,Ed.6,Vol.1. Jakarta : EGC









1 komentar:

  1. terimakasih buat artikelnya.. informasi yang sangat bermanfaat..

    http://tokoonlineobat.com/obat-penyakit-kanker-hati-alami/

    BalasHapus